Desa Golo Sepang Berdiri pada Tahun 1970, dan mengalami pergantian pimpinan hingga tahun 2014 sebanyak 6 Kali melalui pemilihan umum, adapun nama dan lamanya masa jabatan para kepala desa tersebut yaitu
- Kepala Desa Golo Sepang pertama bernama Zakaria, menjabat selama 1 Periode kepemimpinan sejak tahun 1970 s/d tahun 1975:
- Kepala Desa Golo Sepang kedua bernama Theodorus Temang, menjabat 2 periode kepemimpinan yaitu sejak tahun 1975 s/d tahun 1986:
- Kepala Desa Golo Sepang ketiga bernama Petrus Hami, menjabat selama 2Periode kepemimpinan sejak tahun 1987 s/d 1998;
- Kepala Desa Golo Sepang keempat bernama Nurdin Latif, menjabat selama 1 Periode Kepemimpinan yaitu sejak tahun 1999 s/d 2006, dan mengalami perpanjangan masa jabatan 1 Tahun sampai tahun 2007
- Kepala Desa Golo Sepang kelima bernama Darius Daud, BA, menjabat selama 1 Periode Kepemimpinan sejak tahun 2008 s/d 2013, dan
- Kepala Desa Golo Sepang keenam bernama Jumarudin, S.Pdl
- Kepala Desa Golo Sepang keenam bernama Saverius Banskoan,SH dengan masa jabatan tahun 2022 s/d 2028.
Penduduk Desa Golo Sepang berasal dari Suku Manggarai, Bima, Makasar (Bone Rate Bugis),Bajawa, Bajo Kondisi sosial masyarakat Desa Golo Sepang bersifat Heterogen dengan kebhinekaan agama, ras, adat istiadat, suku, dan budaya dimana +55 % penduduk menganut agama Katholik, +43,5 % beragama islam, dan ±1.5 % beragama Kristen Protestan Adat istiadat yang tumbuh kembang dalam masyarakat Desa Golo Sepang terjadi keberagaman dimana terdapat Adat Manggarai yang bersumber dari warga manggara adat bima yang diadopsi dan berasimilasi dengan warga manggarai serta adat bugis, kedua system adat yang dianut tersebut dianut oleh penduduk yang berdomisili di kawasan pesisir Desa Golo Sepang. Keberagaman ini menjadi cirri khas tersendiri dan sebagai wujud dari masyarakat Desa Golo Sepang yang menjunjung tinggi nilai kebhinekaan dan keberagaman dan mampu mewujudkan tatanan kehidupan sosial kemsayarakatan yang harmoni dengan prinsip NEKARABO DAN LEMBO ADE sebuah perpaduan dua bahasa daerah yaitu Bima dan Manggarai dengan makna yang sama yaitu "Permohonan maaf dengan kerendahan hati"
Kirim Komentar